Saham

Panduan Lengkap Menentukan Entry Point yang Tepat dalam Trading Saham: Strategi Jitu untuk Maksimalkan Profit

Pernahkah Anda merasa frustasi karena membeli saham di harga tinggi, lalu langsung turun keesokan harinya? Atau justru ragu membeli dan menyaksikan harga saham melesat naik tanpa Anda?

Akademi Investor
Akademi Investor
12 menit baca
Panduan Lengkap Menentukan Entry Point yang Tepat dalam Trading Saham: Strategi Jitu untuk Maksimalkan Profit

Pernahkah Anda merasa frustasi karena membeli saham di harga tinggi, lalu langsung turun keesokan harinya? Atau justru ragu membeli dan menyaksikan harga saham melesat naik tanpa Anda? Masalah ini dialami hampir semua trader, baik pemula maupun profesional. Kunci utamanya terletak pada kemampuan menentukan entry point atau titik masuk yang tepat sebuah skill fundamental yang membedakan trader sukses dengan yang terus merugi.

Entry point adalah momen krusial di mana Anda memutuskan untuk membeli saham dengan harapan harga akan naik sesuai prediksi. Menentukan timing yang tepat bukan soal keberuntungan, melainkan kombinasi dari analisis mendalam, pemahaman pola pasar, dan disiplin dalam menjalankan strategi. Artikel ini akan memandu Anda memahami berbagai metode, indikator, dan strategi praktis untuk menentukan entry point yang optimal dalam trading saham.

Mengapa Entry Point Sangat Penting dalam Trading Saham?

Entry point yang tepat adalah fondasi kesuksesan trading. Bayangkan Anda memiliki analisis yang brilian tentang potensi saham tertentu, namun masuk di harga yang salah hasilnya bisa tetap merugi atau minimal profit Anda terkikis signifikan.

Dampak Entry Point terhadap Profit/Loss:

  • Risk-Reward Ratio: Entry point yang baik memberikan rasio risk-reward minimal 1:2, artinya potensi profit dua kali lipat dari risiko kerugian
  • Psychological Impact: Masuk di harga yang tepat memberi confidence dan mengurangi tekanan emosional saat trading
  • Capital Efficiency: Entry point optimal memaksimalkan penggunaan modal dan mempercepat perputaran investasi

Menurut data dari berbagai studi pasar, trader yang konsisten menerapkan strategi entry point terstruktur memiliki tingkat keberhasilan 60-70% lebih tinggi dibanding yang entry secara acak. Ini menunjukkan pentingnya menguasai skill ini.

Tips Penting: Entry point yang sempurna tidak ada. Yang ada adalah entry point dengan probabilitas tinggi berdasarkan analisis yang solid dan sesuai dengan risk tolerance Anda.

Memahami Konsep Dasar Entry Point dan Jenisnya

Sebelum masuk ke strategi teknis, penting memahami jenis-jenis entry point yang umum digunakan trader profesional.

Entry Point Berdasarkan Analisis Teknikal

Breakout Entry: Masuk saat harga menembus level resistance kuat dengan volume tinggi. Strategi ini cocok untuk menangkap momentum bullish yang kuat.

Pullback Entry: Menunggu harga koreksi setelah trend naik, lalu entry saat harga bounce dari support. Lebih aman karena membeli di harga diskon.

Reversal Entry: Entry saat harga menunjukkan tanda-tanda pembalikan arah trend, biasanya di level support/resistance mayor.

Entry Point Berdasarkan Analisis Fundamental

Selain teknikal, entry point juga bisa ditentukan dari analisis fundamental seperti:

  • Setelah rilis laporan keuangan positif
  • Saat valuasi saham undervalued (PER, PBV rendah)
  • Ketika ada katalis positif (kontrak baru, ekspansi bisnis)

[Internal Link: Baca juga “Perbedaan Analisis Teknikal vs Fundamental”]

Indikator Teknikal Terbaik untuk Menentukan Entry Point

Indikator teknikal adalah alat bantu yang powerful untuk mengidentifikasi timing entry yang optimal. Berikut indikator paling efektif:

1. Moving Average (MA)

Moving Average membantu mengidentifikasi trend dan level entry potensial.

Strategi Golden Cross:

  • Tunggu MA 50 hari memotong ke atas MA 200 hari
  • Entry saat harga pullback ke area MA 50
  • Set stop loss di bawah MA 200

Strategi MA sebagai Support/Resistance:

  • Gunakan MA 20, 50, atau 200 sebagai level support dinamis
  • Entry saat harga bounce dari MA dengan konfirmasi candlestick bullish

2. Relative Strength Index (RSI)

RSI mengukur momentum dan kondisi oversold/overbought.

Entry Point dengan RSI:

  • Oversold Entry: RSI < 30 mengindikasikan harga oversold, bersiap untuk rebound
  • Divergence Entry: Harga membuat lower low, namun RSI membuat higher low sinyal reversal kuat
  • RSI Breakout: RSI menembus level 50 dari bawah konfirmasi trend bullish

3. MACD (Moving Average Convergence Divergence)

MACD sangat efektif untuk menangkap perubahan momentum.

Cara Menggunakan MACD:

  1. Tunggu MACD line memotong signal line ke atas (bullish crossover)
  2. Pastikan crossover terjadi di bawah garis nol untuk entry value terbaik
  3. Konfirmasi dengan histogram yang mulai membesar (momentum menguat)

4. Support dan Resistance

Level support dan resistance adalah area paling fundamental dalam technical analysis.

Strategi Entry di Support:

  • Identifikasi support dari historical low, trendline, atau Fibonacci retracement
  • Entry saat harga test support dengan konfirmasi candlestick reversal (hammer, bullish engulfing)
  • Tempatkan stop loss 2-3% di bawah support

Strategi Breakout Resistance:

  • Tunggu breakout dengan volume minimal 1.5x rata-rata volume harian
  • Entry saat retest resistance yang berubah jadi support
  • Target profit minimal setara jarak support-resistance sebelumnya

Strategi Entry Point Menggunakan Pola Candlestick

Candlestick pattern memberikan insight tentang psikologi pasar dan momentum jangka pendek.

Pola Reversal untuk Entry Point

Hammer dan Inverted Hammer:

  • Muncul di area support atau setelah downtrend panjang
  • Body kecil dengan shadow panjang menunjukkan rejection terhadap harga rendah
  • Entry di candle berikutnya jika konfirmasi bullish

Bullish Engulfing:

  • Candle bullish yang “menelan” candle bearish sebelumnya
  • Sinyal kuat pembalikan trend
  • Entry segera dengan stop loss di bawah low candle engulfing

Morning Star:

  • Formasi 3 candle: bearish, doji/small body, bullish besar
  • Entry setelah candle ketiga konfirm reversal
  • Pattern ini memiliki tingkat akurasi tinggi di area support

Pola Continuation untuk Entry Point

Bullish Flag dan Pennant:

  • Muncul setelah rally kuat (flagpole)
  • Konsolidasi singkat membentuk flag/pennant
  • Entry saat breakout dari pattern dengan volume tinggi

Timing Entry Point: Kapan Waktu Terbaik untuk Masuk?

Timing bukan hanya soal indikator, tapi juga waktu dalam sehari dan kondisi pasar.

Waktu Trading Terbaik

Pagi Hari (09:00-10:00 WIB):

  • Volume tinggi dan volatilitas besar
  • Cocok untuk breakout trading
  • Perhatian: Gap opening bisa membuat entry berisiko tunggu konfirmasi 15-30 menit pertama

Mid-Day (10:30-13:00 WIB):

  • Pasar lebih stabil dan terukur
  • Cocok untuk pullback entry
  • Volume lebih rendah tapi pergerakan lebih predictable

Sesi Penutupan (14:30-15:30 WIB):

  • Volatilitas meningkat menjelang closing
  • Bisa menangkap late momentum
  • Risiko overnight jika hold posisi

Kondisi Pasar untuk Entry

Bull Market:

  • Focus pada breakout dan momentum entry
  • Buy the dip strategy efektif
  • Hindari counter-trend trading

Bear Market:

  • Prioritas pada reversal pattern di level support kuat
  • Entry lebih selektif dengan konfirmasi ketat
  • Risk management extra ketat

Sideways Market:

  • Trading range-bound strategy
  • Buy di support, sell di resistance
  • Avoid false breakout dengan konfirmasi volume

Manajemen Risiko dalam Menentukan Entry Point

Entry point yang bagus tanpa risk management yang solid tetap bisa berujung kerugian.

Menentukan Stop Loss

Teknik Penempatan Stop Loss:

  1. Technical Stop Loss: 2-3% di bawah support level
  2. Percentage Stop Loss: Maksimal 2-5% dari modal per posisi
  3. ATR-Based Stop Loss: Gunakan Average True Range untuk volatilitas adjustment

Penting: Jangan pernah trading tanpa stop loss. Satu trade tanpa stop loss bisa menghabiskan profit dari 10 trade sukses.

Position Sizing

Tentukan ukuran posisi berdasarkan jarak entry ke stop loss:

Formula Position Sizing:

Jumlah Lembar = (Modal Ɨ Risk %) / (Harga Entry - Stop Loss)

Contoh: Modal Rp 100 juta, risk 2%, entry Rp 1.000, stop loss Rp 950:

  • Risk amount: Rp 2 juta
  • Risk per lembar: Rp 50
  • Jumlah lembar: 2.000.000 / 50 = 40.000 lembar

Risk-Reward Ratio

Hanya ambil trade dengan minimum risk-reward 1:2, idealnya 1:3 atau lebih baik.

Contoh:

  • Entry: Rp 1.000
  • Stop Loss: Rp 950 (risk Rp 50)
  • Target Profit: Rp 1.100 (reward Rp 100)
  • Risk-Reward: 1:2 āœ“

Kesalahan Umum dalam Menentukan Entry Point dan Cara Menghindarinya

1. FOMO (Fear of Missing Out)

Masalah: Entry terburu-buru karena takut ketinggalan rally.

Solusi:

  • Buat checklist konfirmasi entry yang harus dipenuhi
  • Ingat: pasar selalu ada opportunity baru
  • Fokus pada setup berkualitas, bukan kuantitas trade

2. Mengabaikan Volume

Masalah: Entry breakout tanpa konfirmasi volume tinggi berujung false breakout.

Solusi:

  • Breakout valid minimal dengan volume 1.5x average
  • Volume surge mengonfirmasi conviction pembeli
  • Low volume breakout = red flag

3. Entry Tanpa Plan Exit

Masalah: Tahu kapan masuk tapi bingung kapan keluar.

Solusi:

  • Tentukan target profit dan stop loss SEBELUM entry
  • Tulis trading plan dan disiplin eksekusi
  • Review setiap trade untuk continuous improvement

4. Counter-Trend Trading

Masalah: Melawan trend utama karena merasa harga sudah tinggi.

Solusi:

  • “Trend is your friend” trade searah trend mayor
  • Jika ingin counter-trend, tunggu konfirmasi reversal jelas
  • Risk lebih tinggi = position sizing lebih kecil

5. Over-Reliance pada Satu Indikator

Masalah: Entry hanya berdasarkan satu sinyal tanpa konfirmasi.

Solusi:

  • Gunakan minimal 2-3 konfirmasi berbeda
  • Kombinasi indikator, price action, dan volume
  • Multi-timeframe analysis untuk perspektif lebih lengkap

Tools dan Platform untuk Membantu Analisis Entry Point

Platform Trading Terbaik

PlatformKelebihanCocok Untuk
StockbitSocial trading, analisis communityPemula-Intermediate
TradingViewCharting powerful, indikator lengkapSemua level
RTI BusinessReal-time data, screening toolsIntermediate-Advanced
Ajaib SekuritasUser-friendly, edukasi lengkapPemula

Indikator dan Screener

Gunakan stock screener untuk filter saham dengan kriteria entry point ideal:

  • Breakout screener: Saham yang baru breakout resistance
  • RSI oversold screener: Saham dengan RSI < 30
  • Volume surge screener: Saham dengan volume abnormal

Praktik dan Backtest Strategi Entry Point

Sebelum trading dengan uang real, penting untuk practice dan backtest strategi.

Paper Trading

Cara Melakukan Paper Trading:

  1. Gunakan akun demo dari broker atau aplikasi simulasi
  2. Aplikasikan strategi entry point seolah trading real
  3. Catat setiap entry: alasan, indikator, hasil
  4. Review performa setelah 50-100 trades

Backtesting

Langkah Backtesting:

  1. Pilih saham dan timeframe tertentu
  2. Identifikasi entry point berdasarkan strategi Anda
  3. Simulasikan hasil jika entry di titik tersebut
  4. Hitung win rate, average profit/loss, maximum drawdown
  5. Refine strategi berdasarkan hasil backtest

Tools Backtesting: TradingView memiliki fitur strategy tester yang powerful untuk backtest otomatis.

Evaluasi dan Improvement

Buat trading journal untuk tracking progress:

  • Setup entry yang digunakan
  • Alasan masuk trade
  • Hasil (profit/loss, %)
  • Lesson learned

Studi Kasus: Entry Point pada Saham Nyata

Kasus 1: Breakout Entry pada Saham BBRI

Situasi:

  • BBRI konsolidasi di range Rp 4.500-4.700 selama 2 bulan
  • Volume menurun di fase konsolidasi
  • RSI netral di level 50-60

Entry Signal:

  • Breakout di Rp 4.710 dengan volume 2x average
  • MACD bullish crossover
  • Entry: Rp 4.720 (setelah konfirmasi retest)
  • Stop Loss: Rp 4.620 (di bawah resistance lama)
  • Target: Rp 4.920 (measuring dari range)
  • Risk-Reward: 1:2

Hasil: Saham mencapai target dalam 2 minggu dengan profit ~4.2%

Kasus 2: Pullback Entry pada Saham ASII

Situasi:

  • ASII dalam strong uptrend, naik dari Rp 5.000 ke Rp 5.500
  • Koreksi pullback ke area MA50 di Rp 5.300
  • RSI turun dari 75 ke 45 (healthy correction)

Entry Signal:

  • Bullish hammer candle di MA50
  • Volume surge saat bounce
  • Entry: Rp 5.320
  • Stop Loss: Rp 5.200 (di bawah MA50)
  • Target: Rp 5.600 (resistance berikutnya)
  • Risk-Reward: 1:2.3

Hasil: Profit 5.3% dalam 10 hari trading

FAQ – Pertanyaan Seputar Entry Point Trading Saham

1. Apa itu entry point dalam trading saham?

Entry point adalah titik atau harga spesifik di mana trader memutuskan untuk membeli saham berdasarkan analisis teknikal, fundamental, atau kombinasi keduanya. Entry point yang tepat memaksimalkan potensi profit dan meminimalkan risiko kerugian. Penentuan entry point melibatkan analisis berbagai indikator seperti support-resistance, moving average, RSI, MACD, dan pola candlestick.

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mahir menentukan entry point?

Untuk pemula, biasanya dibutuhkan 3-6 bulan practice konsisten dengan paper trading sebelum comfortable trading dengan uang real. Namun, untuk benar-benar mahir dan konsisten profit, bisa memakan waktu 1-2 tahun dengan dedikasi belajar, backtest, dan evaluasi rutin. Kuncinya adalah consistency dalam menerapkan strategi dan continuous learning dari setiap trade.

3. Apakah bisa menentukan entry point tanpa indikator teknikal?

Ya, bisa menggunakan price action murni dengan menganalisis pola candlestick, support-resistance level, dan trendline. Bahkan banyak trader profesional yang lebih mengandalkan price action karena dianggap lebih pure dan tidak lag seperti indikator. Namun untuk pemula, kombinasi price action dengan beberapa indikator sederhana (MA, volume) lebih direkomendasikan untuk konfirmasi tambahan.

4. Bagaimana cara entry point di pasar yang sangat volatile?

Di pasar volatile, gunakan strategi berikut: (1) Perlebar stop loss untuk accommodate price swing, (2) Kurangi position size untuk manage risk, (3) Tunggu konfirmasi lebih kuat sebelum entry, (4) Gunakan ATR (Average True Range) untuk ukur volatilitas dan adjust stop loss accordingly, (5) Prefer pullback entry dibanding breakout untuk reduce risk. Hindari entry saat volatility extreme kecuali Anda trader berpengalaman.

5. Apakah entry point berbeda untuk trading harian vs investasi jangka panjang?

Ya, sangat berbeda. Day trading: Focus pada timeframe kecil (5-15 menit), gunakan indikator momentum (RSI, MACD), entry di breakout atau reversal intraday, target profit kecil 1-3%. Swing trading: Timeframe harian-mingguan, kombinasi teknikal dan fundamental, target 5-15%. Investasi jangka panjang: Focus pada fundamental (valuasi, growth potential), entry saat koreksi pasar atau valuasi menarik, timeframe bulanan-tahunan, less fokus pada timing tepat.

6. Apa yang harus dilakukan jika entry point salah dan harga langsung turun?

Langkah yang harus dilakukan: (1) Tetap tenang – emosi adalah musuh terbesar, (2) Check stop loss – jika sudah kena, accept loss dan move on, (3) Evaluasi – apakah setup salah atau execution yang buruk?, (4) Jangan averaging down kecuali itu bagian dari plan awal, (5) Cut loss sesuai plan – jangan berharap harga balik jika setup jelas invalid. Remember: One bad trade tidak define keseluruhan performa. Yang penting adalah consistency dalam risk management.

7. Bagaimana menentukan entry point untuk saham yang baru IPO?

Saham IPO challenging karena no historical data. Tips entry saham IPO: (1) Hindari entry di hari pertama – biasanya terlalu euphoric dan overpriced, (2) Tunggu 1-2 minggu sampai hype mereda dan terbentuk support level, (3) Analisis fundamental – valuasi, prospek bisnis, industri, (4) Monitor volume – penurunan volume drastis setelah IPO adalah red flag, (5) Entry saat pullback ke level support pertama yang terbentuk. Lebih aman tunggu price action establish dulu sebelum entry agresif.

Kesimpulan: Menguasai Entry Point untuk Trading Sukses

Menentukan entry point yang tepat adalah skill yang bisa dipelajari dan dikuasai dengan practice konsisten. Bukan soal mencari entry point “sempurna”, tapi tentang menemukan setup dengan probabilitas tinggi yang align dengan risk management dan trading plan Anda.

Key Takeaways:

  • Gunakan kombinasi indikator teknikal (MA, RSI, MACD) dan price action untuk konfirmasi entry
  • Pahami berbagai jenis entry: breakout, pullback, dan reversal sesuaikan dengan kondisi pasar
  • Risk management ALWAYS comes first tentukan stop loss dan position sizing sebelum entry
  • Backtest dan practice strategi dengan paper trading sebelum commit modal real
  • Evaluasi setiap trade dan continuous improvement adalah kunci long-term success

Entry point adalah starting point dari setiap trade, tapi disiplin, patience, dan risk management yang menentukan apakah Anda akan sukses dalam trading jangka panjang. Jangan terburu-buru, fokus pada kualitas setup, dan profit akan mengikuti naturally.

Ready to practice? Buka akun demo trading sekarang dan aplikasikan strategi entry point yang sudah Anda pelajari. Remember: every expert was once a beginner who didn’t give up!


Bonus: Checklist Entry Point untuk Di-Print

āœ“ Identifikasi trend (uptrend/downtrend/sideways) āœ“ Tentukan support dan resistance level āœ“ Check indikator konfirmasi (min. 2-3 indikator) āœ“ Analisis volume (breakout harus high volume) āœ“ Identifikasi pola candlestick āœ“ Tentukan entry price yang spesifik āœ“ Set stop loss (2-3% atau di bawah support) āœ“ Tentukan target profit (min. RR 1:2) āœ“ Hitung position sizing berdasarkan risk āœ“ Siap eksekusi dengan disiplin!


Disclaimer: Artikel ini untuk tujuan edukasi. Trading saham mengandung risiko kerugian. Lakukan riset sendiri dan konsultasikan dengan financial advisor sebelum membuat keputusan investasi. Past performance tidak menjamin hasil di masa depan.

#analisis teknikal#Entry Point#Investasi Saham#Manajemen Risiko#strategi trading#Tips Trading#trading saham
Share:

Artikel Terkait

Pelajari lebih lanjut tentang topik serupa