Saham

Cara Menghitung Position Size dalam Trading Saham

Pernahkah Anda mengalami kerugian besar dalam trading saham hanya dalam satu transaksi? Atau merasa bingung berapa jumlah lot yang seharusnya dibeli saat entry?

Akademi Investor
Akademi Investor
9 menit baca
Cara Menghitung Position Size dalam Trading Saham

Pernahkah Anda mengalami kerugian besar dalam trading saham hanya dalam satu transaksi? Atau merasa bingung berapa jumlah lot yang seharusnya dibeli saat entry? Salah satu kesalahan fatal trader pemula adalah tidak memahami position size atau ukuran posisi yang tepat. Padahal, menghitung position size dengan benar adalah kunci untuk bertahan dan profit konsisten di pasar modal.

Position size bukan sekadar menentukan berapa banyak saham yang akan dibeli. Ini adalah fondasi dari manajemen risiko trading yang akan melindungi modal Anda dari kerugian besar dan membantu mengoptimalkan peluang profit. Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari cara menghitung position size yang tepat dengan metode praktis dan mudah dipahami, lengkap dengan contoh perhitungan nyata.

Apa Itu Position Size dalam Trading Saham?

Position size atau ukuran posisi adalah jumlah saham atau lot yang Anda beli dalam satu transaksi trading. Position size yang tepat ditentukan berdasarkan beberapa faktor penting seperti total modal, tingkat risiko yang bersedia ditanggung, dan jarak antara harga entry dengan stop loss.

Mengapa Position Size Sangat Penting?

Position size adalah elemen krusial dalam trading yang sering diabaikan oleh trader pemula. Berikut alasan mengapa position size sangat penting:

  • Melindungi modal dari kerugian besar – Dengan position size yang tepat, satu kali kerugian tidak akan menghancurkan akun trading Anda
  • Mengelola emosi trading – Ukuran posisi yang sesuai dengan risk tolerance membuat Anda lebih tenang dalam mengambil keputusan
  • Konsistensi profit jangka panjang – Position sizing yang disiplin membantu Anda tetap survive di pasar saat kondisi volatile
  • Mengoptimalkan risk-reward ratio – Memaksimalkan potensi profit sambil membatasi risiko kerugian

TIPS PENTING: Trader profesional tidak pernah mempertaruhkan lebih dari 1-2% modal per transaksi. Ini adalah aturan emas dalam money management.

Komponen Penting dalam Menghitung Position Size

Sebelum menghitung position size, Anda perlu memahami beberapa komponen dasar yang akan digunakan dalam perhitungan:

1. Total Modal Trading

Total modal adalah jumlah dana yang Anda alokasikan khusus untuk trading saham. Misalnya, jika Anda memiliki tabungan Rp 100 juta, namun hanya mengalokasikan Rp 50 juta untuk trading, maka total modal trading Anda adalah Rp 50 juta.

Catatan: Jangan pernah menggunakan 100% modal Anda dalam satu posisi. Sisakan dana untuk diversifikasi dan cash buffer.

2. Risk Per Trade (Risiko Per Transaksi)

Risk per trade adalah persentase modal yang bersedia Anda rugikan dalam satu transaksi. Berikut panduan umum:

  • Konservatif: 0.5% – 1% dari modal
  • Moderat: 1% – 2% dari modal
  • Agresif: 2% – 3% dari modal

Contoh: Jika modal Anda Rp 50 juta dan risk per trade 2%, maka risiko maksimal per transaksi adalah Rp 1 juta.

3. Stop Loss

Stop loss adalah level harga di mana Anda akan cut loss untuk membatasi kerugian. Stop loss biasanya ditentukan berdasarkan analisis teknikal seperti support level, moving average, atau persentase tertentu dari harga entry.

4. Harga Entry

Harga entry adalah harga di mana Anda akan membeli saham. Entry point yang baik ditentukan melalui analisis teknikal dan fundamental.

Formula Dasar Menghitung Position Size

Ada beberapa metode untuk menghitung position size, namun formula paling populer dan mudah dipahami adalah:

Position Size = (Modal ร— Risk Per Trade) รท (Harga Entry - Stop Loss)

Atau dalam bentuk lot:

Jumlah Lot = Risk Amount (Rp) รท (Risk Per Saham ร— Jumlah Saham Per Lot)

Contoh Perhitungan Position Size

Mari kita praktikkan dengan contoh nyata:

Data Trading:

  • Modal trading: Rp 100.000.000
  • Risk per trade: 2%
  • Harga entry: Rp 5.000 per saham
  • Stop loss: Rp 4.700 per saham
  • 1 lot = 100 saham

Langkah Perhitungan:

  1. Hitung Risk Amount (jumlah risiko dalam rupiah)
    • Risk Amount = Rp 100.000.000 ร— 2% = Rp 2.000.000
  2. Hitung Risk Per Saham
    • Risk Per Saham = Rp 5.000 – Rp 4.700 = Rp 300
  3. Hitung Jumlah Saham yang Bisa Dibeli
    • Jumlah Saham = Rp 2.000.000 รท Rp 300 = 6.667 saham
    • Jumlah Lot = 6.667 รท 100 = 66,67 lot โ†’ dibulatkan menjadi 66 lot
  4. Hitung Total Modal yang Digunakan
    • Total Modal = 66 lot ร— 100 saham ร— Rp 5.000 = Rp 33.000.000

Kesimpulan: Dengan modal Rp 100 juta dan risk 2%, Anda bisa membeli maksimal 66 lot saham dengan harga entry Rp 5.000 dan stop loss Rp 4.700. Jika stop loss tersentuh, kerugian maksimal Anda adalah Rp 2 juta (2% dari modal).

Metode Position Sizing Lanjutan

Selain formula dasar, ada beberapa metode position sizing lanjutan yang bisa Anda gunakan:

Metode Fixed Percentage (Persentase Tetap)

Metode ini mengalokasikan persentase tetap dari modal untuk setiap transaksi, biasanya 5-10% dari total modal.

Contoh: Modal Rp 50 juta, alokasi 10% = Rp 5 juta per transaksi.

Kelebihan: Sederhana dan mudah dihitung Kekurangan: Tidak mempertimbangkan jarak stop loss, sehingga kurang optimal

Metode Fixed Ratio

Metode ini menambah ukuran posisi setiap kali profit mencapai target tertentu (delta).

Contoh: Mulai dengan 1 lot, setiap profit Rp 5 juta, tambah 1 lot.

Metode Kelly Criterion

Formula matematika yang lebih kompleks untuk menentukan ukuran posisi optimal berdasarkan win rate dan risk-reward ratio:

Kelly % = (Win Rate ร— Avg Win) - (Loss Rate ร— Avg Loss) / Avg Win

Metode ini cocok untuk trader berpengalaman dengan data historis yang cukup.

Kesalahan Umum dalam Menghitung Position Size

Hindari kesalahan-kesalahan berikut yang sering dilakukan trader pemula:

1. Overtrading (Terlalu Sering Transaksi)

Banyak trader yang terlalu sering masuk pasar tanpa perhitungan position size yang tepat. Akibatnya, modal cepat terkikis oleh biaya transaksi dan kerugian kecil yang menumpuk.

2. Risiko Terlalu Besar Per Transaksi

Mempertaruhkan lebih dari 5% modal dalam satu transaksi adalah bunuh diri finansial. Satu kali kerugian besar bisa menghancurkan akun trading Anda.

3. Mengabaikan Stop Loss

Tidak memasang stop loss atau sering menggeser stop loss lebih jauh adalah kesalahan fatal yang menyebabkan kerugian tidak terkontrol.

4. Emotional Trading

Menambah posisi saat sedang loss (averaging down) atau menambah terlalu agresif saat profit (over-confidence) tanpa kalkulasi yang tepat.

5. Tidak Menyesuaikan dengan Market Condition

Position size harus disesuaikan dengan volatilitas pasar. Saat market sedang volatile tinggi, kurangi position size untuk mengurangi risiko.

PERINGATAN: Rata-rata 90% trader pemula mengalami kerugian dalam tahun pertama, sebagian besar karena kesalahan dalam money management dan position sizing.

Tools dan Kalkulator Position Size

Untuk mempermudah perhitungan, Anda bisa menggunakan berbagai tools:

Kalkulator Position Size Online

Beberapa website menyediakan kalkulator position size gratis yang bisa langsung digunakan. Anda tinggal input modal, risk percentage, harga entry, dan stop loss.

Spreadsheet Excel/Google Sheets

Buat template sendiri di Excel atau Google Sheets untuk menghitung position size secara otomatis. Template ini bisa dikustomisasi sesuai strategi trading Anda.

Aplikasi Mobile Trading

Banyak aplikasi broker modern yang sudah dilengkapi fitur risk calculator atau position size calculator otomatis.

Tabel Perbandingan Risk Level dan Position Size

Risk Level% ModalModal Rp 50 JutaRisk AmountCocok Untuk
Sangat Konservatif0.5%Rp 50.000.000Rp 250.000Investor jangka panjang
Konservatif1%Rp 50.000.000Rp 500.000Trader pemula
Moderat2%Rp 50.000.000Rp 1.000.000Trader menengah
Agresif3%Rp 50.000.000Rp 1.500.000Trader berpengalaman
Sangat Agresif5%Rp 50.000.000Rp 2.500.000Trader profesional (TIDAK DISARANKAN)

Catatan: Tabel di atas adalah panduan umum. Sesuaikan dengan profil risiko dan pengalaman trading Anda.

Tips Menerapkan Position Size dalam Trading Harian

1. Buat Trading Plan Sebelum Market Buka

Tentukan saham yang akan ditrade, harga entry, stop loss, dan target profit sebelum market buka. Hitung position size Anda untuk setiap setup.

2. Disiplin dengan Risk Management Rules

Jangan pernah melanggar aturan risk management yang sudah Anda tetapkan, meskipun “feeling” mengatakan saham akan naik.

3. Gunakan Trading Journal

Catat setiap transaksi lengkap dengan perhitungan position size, reasoning, dan hasil. Evaluasi secara berkala untuk meningkatkan strategi.

4. Diversifikasi Posisi

Jangan all-in dalam satu saham. Spread risk Anda ke 3-5 saham berbeda dengan sektor yang tidak berkorelasi.

5. Sesuaikan dengan Volatilitas

Gunakan Average True Range (ATR) atau Bollinger Bands untuk mengukur volatilitas. Kurangi position size saat volatilitas tinggi.

Contoh Kasus Nyata: Position Sizing Saat Market Volatile

Mari kita lihat contoh kasus saat market sedang volatile seperti saat pandemi COVID-19:

Situasi Normal (Volatilitas Rendah):

  • Modal: Rp 100 juta
  • Risk: 2% = Rp 2 juta
  • Entry: Rp 10.000
  • Stop Loss: Rp 9.500 (5% dari entry)
  • Risk per saham: Rp 500
  • Position size: 4.000 saham = 40 lot

Situasi Volatile (Volatilitas Tinggi):

  • Modal: Rp 100 juta
  • Risk: 1% = Rp 1 juta (dikurangi karena market volatile)
  • Entry: Rp 10.000
  • Stop Loss: Rp 9.000 (10% dari entry, stop loss lebih lebar)
  • Risk per saham: Rp 1.000
  • Position size: 1.000 saham = 10 lot

Perhatikan bagaimana position size disesuaikan dengan kondisi market untuk menjaga risk tetap terkontrol.

FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Position Size

1. Berapa persentase ideal untuk risk per trade?

Untuk trader pemula, risk 1-2% per trade adalah ideal. Trader berpengalaman bisa menggunakan 2-3%, namun tidak disarankan lebih dari 5% per transaksi karena berisiko menghabiskan modal dengan cepat.

2. Apakah position size harus sama untuk semua saham?

Tidak. Position size harus disesuaikan dengan volatilitas masing-masing saham. Saham dengan volatilitas tinggi (seperti saham gorengan) memerlukan position size lebih kecil dibanding saham blue chip yang lebih stabil.

3. Bagaimana menghitung position size untuk saham dengan harga murah (di bawah Rp 1000)?

Prinsipnya sama, namun Anda perlu lebih hati-hati karena saham murah cenderung lebih volatile. Gunakan risk per trade yang lebih konservatif (0.5-1%) dan pastikan likuiditas saham mencukupi.

4. Apakah bisa menggunakan margin untuk memperbesar position size?

Secara teknis bisa, namun sangat tidak disarankan untuk pemula. Margin trading meningkatkan leverage dan risiko secara signifikan. Master dulu position sizing dengan modal sendiri sebelum mencoba margin.

5. Bagaimana jika tidak ada level stop loss yang jelas?

Jika tidak ada level teknikal yang jelas untuk stop loss, gunakan stop loss berdasarkan persentase (misalnya 5-10% dari harga entry) atau skip trade tersebut. Jangan pernah masuk tanpa stop loss yang jelas.

6. Apakah position size berbeda antara day trading dan swing trading?

Ya. Day trader biasanya menggunakan position size lebih besar dengan risk per trade lebih kecil (0.5-1%) karena frekuensi trading lebih tinggi. Swing trader bisa menggunakan risk 1-2% dengan position size yang disesuaikan dengan holding period yang lebih lama.

7. Bagaimana cara menyesuaikan position size setelah profit atau loss?

Setelah profit, modal Anda bertambah sehingga risk amount otomatis bertambah (2% dari modal baru yang lebih besar). Setelah loss, modal berkurang sehingga position size berikutnya juga mengecil. Ini adalah efek compounding yang natural.

Kesimpulan: Master Position Size, Master Trading

Menghitung position size yang tepat adalah skill fundamental yang memisahkan trader profitable dari yang terus merugi. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip position sizing dengan disiplin, Anda telah membangun fondasi kuat untuk trading yang sustainable.

Ingat formula dasar: Position Size = (Modal ร— Risk Per Trade) รท (Harga Entry – Stop Loss). Mulai dengan risk konservatif 1-2%, gunakan stop loss yang jelas, dan jangan pernah melanggar aturan risk management Anda sendiri.

Langkah Selanjutnya:

  1. Hitung ulang semua posisi trading Anda dengan formula yang sudah dipelajari
  2. Buat trading plan lengkap dengan kalkulasi position size sebelum market buka
  3. Download template position size calculator untuk mempermudah perhitungan
  4. Praktikkan dalam paper trading selama 1-2 bulan sebelum menggunakan uang riil
  5. Evaluasi dan adjust strategi position sizing Anda setiap bulan

Disclaimer: Artikel ini bersifat edukatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi. Selalu lakukan riset sendiri dan konsultasikan dengan profesional sebelum membuat keputusan investasi. Trading saham mengandung risiko dan Anda bisa kehilangan sebagian atau seluruh modal.

#Manajemen Risiko#Money Management#pemula trading#position size#Risk Management#strategi trading#trading saham
Share:

Artikel Terkait

Pelajari lebih lanjut tentang topik serupa